Minggu, 02 Desember 2012

Makalah Pengembangan Kurikulum


PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penembangan kurikulum
Yang Dibimbing Oleh Dra. Hj. St. Rodliyah, M.Pd



 









Disusun Oleh:
Kelompok IIa
Mar’ah Qonitatillah                    (084101327)
Nur Inayah R.                            (084101166)
Muhammad Washil                    (084101177)



Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Tarbiyah


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JEMBER
(STAIN) JEMBER
November, 2011
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang “Dinasti Bani Umayyah”. Kami menyadari makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami sangat berterima kasih.
Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua. Amin.

Jember, 5  Desember 2011

   Penulis















DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..................................................................................        i
KATA PENGANTAR................................................................................        ii
DAFTAR ISI...............................................................................................        iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................        1
B. Rumusan Masalah................................................................        1
C. Tujuan...................................................................................        2
BAB II. PEMBAHASAN
a.       Pengertian muatan lokal......................................................        3
b.      Tujuan kurikulum dan pembelajaran muatan lokal..............        4
c.       Pengembangan kurikulum muatan lokal.............................        5
d.      Fungsi muatan lokal dalam kurikulum................................        7
e.       Langkah-langkah pengembangan muatan lokal..................        8
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................        12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................        13





BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Indonesia yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang terdiri dari keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dan lain-lain) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan.
Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Sekolah sebagai tempat program pendidikan, merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Sehingga perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal yang disusun oleh sekolah yang disesuaikan dengan lingkungan daerah masing-masing.

B.            Rumusan Masalah
Dari penjabaran di atas dapat di ambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :
f.              Apa Pengertian muatan lokal       ?
g.             Apa Tujuan kurikulum dan pembelajaran muatan lokal?
h.             Bagaimana Pengembangan kurikulum muatan lokal?
i.               Apa Fungsi muatan lokal dalam kurikulum?
j.               Bagaimana langkah-langkah pengembangan muatan lokal?

C.           Tujuan
a.       Untuk mengetahui pengertian muatan lokal.
b.      Untuk mengetahui tujuan kurikulum dan pembelajaran muatan lokal.
c.       Untuk mengetahui pengembangan kurikulum muatan lokal.
d.      Untuk mengetahui fungsi muatan lokal dalam kurikulum.
e.       Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan muatan lokal.











BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Muatan Lokal
Menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987, yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut.[1]
Yang dimaksud lingkungan alam adalah lingkungan alamiah yang ada di sekitar kehidupan kita, berupa benda-benda mati yang terbagi dalam empat kelompok lingkungan, yaitu: 1) pantai, 2) dataran rendah termasuk di dalamnya daerah aliran sungai, 3) dataran tinggi, dan 4) pegunungan atau gunung. Dengan kata lain, lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup tempat makhluk hidup tinggal dan membentuk ekosistem.
Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan di mana terjadi interaksi orang per orang dengan kelompok sosial atau sebaliknya, dan antara kelompok sosial dengan kelompok lain. Pendidikan sebagai lembaga sosial dalam sstem sosial di laksanakan di sekolah, keluarga dan masyarakat, dan itu perlu di kembangkan di daerah masing-masing. PP No.28/1990 menunjukkan perlunya perencanaan kurikulum lokal yang bermuara pada hal yang berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional dan pembangunan bangsa.
Selanjutnya, lingkungan budaya adalah daerah dalam pola kehidupan masyarakat yang berbentuk bahasa daerah, seni daerah, adat-istiadat daerah, serta tatacara dan tatakrama khas daerah. Linkungan social dalam pola kehidupan daerah berbentuk lembaga-lembaga msyarakat dengan peraturan-peraturan yang ada dan berlaku di daerah itu di mana sekolah dan peserta didik berada.[2]
Menurut sejarah, sebelum ada sekolah formal, pendidikan yang berprogram muatan lokal telah dilaksanakan oleh para orang tua peserta didik dengan metode drill dan dengan trial and error serta berdasarkan berbagai pengalaman yang mereka hayati. Tujuan pendidikan mereka terutama agar anak-anak mereka dapat mandiri dalam kehidupan. Bahan yang diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang ada dialam sekitar. Sedang kriteria keberhasilannya ditandai mereka telah dapat hidup mandiri.[3]

B.            Tujuan Kurikulum dan Pembelajaran Muatan Lokal
Secara umum muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. (Depdiknas, 2006).
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa secara khusus pengajaran muatan lokal bertujuan agar peserta didik:
1.      Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkugan alam, sosial, dan budayanya.
2.      Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
3.      Memiliki sikap dan perilaku dan selaras dengan nilai-nilai atau aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.[4]

Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya. Tujuan tidak langsung pada dasarnya merupakan dampak dan tujuan langsung.
a.      Tujuan langsung
1.             Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
2.             Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
3.             Murid dapat menerapkanpengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
4.             Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang terdapat di daerahnya.
b.       Tujuan tak langsung
1.      Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
2.      Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
3.      Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.[5]

C.           Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
Akhir-akhir ini, pendidikan nasional sedang dihadapkan pada berbagai perubahan. Dari berbagai faktor yang mempengaruhinya tidak ada yang lebih mendasar dibandingkan dengan perubahan yang terjadi dalam kurikulum. Perubahan dalam kurikulum telah berpengaruh secara langsung terhadap pemerataan pendidikan, dan distribusi sumber belajar, serta sarana dan prasarana pendidikan.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam seluruh kegiatan pembelajaran, yang menentukan proses dan hasil belajar. Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pembelajaran, serta dalam pembentukan kompetensi dan pribadi peserta didik dan dalam perkembangan kehidupan masyarakat pada umumnya, maka pembinaan dan pengembangan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi memerlukan landasan yang kuat berdasarkan hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Demikian halnya dalam pengembangan kurikulum muatan lokal.
Dimasukkannya muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata cara, tata krama pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut tentunya perlu dilestarikan dan dikembangkan, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan ciri khas dan jati dirinya. Upaya menjaga ciri khas bangsa Indonesia harus dimulai sedini mungkin pada usia pra sekolah kemudian diintensifkan secara formal melalui pendidikan di sekolah dasar, di sekolah menengah, sampai perguruan tinggi. Dengan demikian proses pendidikan tidak hanya menyajikan bidang studi-bidang studi (programe of studies) yang bisa ditayangkan dalam jadwal pelajaran tetapi juga terpenting adalah mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik melalui proses berpikir yang efektif dan efisien (Renik and Klopfer, 1989: 1-3).
Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang karakteristik dan kekhususan yang ada di lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan alam, sosial dan budaya kepada peserta didik di sekolah memberikan kemungkinan kepada mereka untuk akrab, dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Dalam kerangka inilah perlunya dikembangkan kurikulum muatan lokal.[6]

D.           Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum
·           Fungsi Penyesuaian
Sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu program-program sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan Demikian pula pribadi-pribadi yang ada dalam sekolah hidup dalam lingkungan, sehingga perlu diupayakan agar pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya.
·           Fungsi Integrasi
Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang be rfungsi untuk mendidik pribadi-pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi untuk membentukdan mengi ntegrasikan pribadi kepada masyarakat.
·           Fungsi Perbedaan
Pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid. Ini tidak berarti mendidik pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi mendorong pribadi ke arah kemajuan sosialnya dalam masyarakat.[7]

E.            Langkah-langkah Pengembangan Muatan Lokal
Proses Pengembangan Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.             Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari:
a.         Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
b.        Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuankemampuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan.
c.         Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya.
2.             Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
a.         Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah.
b.        Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu.
c.         Meningkatkan kemampuan berwiraswasta.
d.        Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari.
3.             Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada criteria berikut:
a.         Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik.
b.        Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan.
c.         Tersedianya sarana dan prasarana.
d.        Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa.
e.         Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan.
f.         Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah.
g.        Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah.
4.             Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Muatan Lokal Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
5.             Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
a.         Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah.
Adapun langkahlangkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1)   Pengembangan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan.
2)   Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai.
b.        Pengembangan silabus secara umum mencakup:
1)        Mengembangkan indikator.
2)        Mengidentifikasi materi pembelajaran.
3)        Mengembangkan kegiatan pembelajaran.
4)        Pengalokasian waktu.
5)        Pengembangan penilaian.
6)        Menentukan Sumber Belajar.[8]



















BAB III
PENUTUP


A.                KESIMPULAN

Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut. Muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata cara, tata krama pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang karakteristik dan kekhususan yang ada di lingkungannya. Pengenalan keadaan lingkungan alam, sosial dan budaya kepada peserta didik di sekolah memberikan kemungkinan kepada mereka untuk akrab, dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Dalam kerangka inilah perlunya dikembangkan kurikulum muatan lokal.
Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum ada tiga: fungsi penyesuaian, fungsi integrasi, fungsi perbedaan. Adapun langkah-langkah pengembangan kurikulum muatan lokal meliputi: mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah, Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal, Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal, Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal, Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.



DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber-sumber lain:
http://wahyudi.staff.fkip.uns.ac.id/2010/11/01/pengembangan-kurikulum-muatan-lokal-di-sekolah/




[1] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004), 102.
[2] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2010), 260-261.
[3] Ibid, 103.
[4] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 274.
[5] http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/12/kurikulum-muatan-lokal.html
[6] Ibid, 271-272.
[7] Ibid, 266-267.
[8] http://wahyudi.staff.fkip.uns.ac.id/2010/11/01/pengembangan-kurikulum-muatan-lokal-di-sekolah/